Prabowo Subianto

Letnan Jendral (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Beliau lahir di jakarta, 17 Oktober 1951. Beliau merupakan putra ketiga dan anak pertama dari Ayahnya Soemitro Djojohadikoesoemo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan Ibunya Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal dengan Dora Soemitro yaitu seorang Kristen Protestan berdarah Minahasa, yang berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.

Ayahnya merupakan seorang pakar ekonomi dan politisi dari Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinat Natsir, pada April 1952, tak lama setelah kelahiran Parbowo Subianto,  Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo. Parbowo mempunyai dua Kakak Perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati dan seorang adik lelaki, Hasyim Djojohadikusumo. Dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, yang merupakan pendiri Bank Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.

Minatnya Prabowo kedunia Militer banyak dipengaruhi oleh pamannya, Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong. Selepas lulus dari Akademi militer di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang Perwira dengan Pangkat Letnan Dua,  dari tahun 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), pasukan Khusus Angkatan Darat pada saat itu. Salah satu penugasan pertamanya adalah sebagai Komandan Pleton pada Grup 1/Para Komando yang menjadi salah satu komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi Tim Naggala di Timor Timur. Berusia 26 tahun, pada usia yang sangat muda dalam memimpin operasi tersebut dan berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato, Pemimpin Fretelin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri. dengan bantuan adiknya sendiri Antonio Lobato, Kompi Prabowo menemukan Lobato di Maubisse, sebuah kota kecil lima puluh kilometer diselatan Dili. Ia tewas tertembak saat bertempurdi lembah Mindelopada 31 Desember 1978, salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya perlawanan terbuka Fretilin terhadap invasi militer Indonesia dan bermulanya pendudukan militer atas bekas jajahan wilayah Portugal tersebut.

Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Datasement Khusus 81 (Penanggulangan Teror) di Kopassandha pada tahun 1983. Pada tahun 1985 Prabowo menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/ Dirgahayu), pasukan para Raider Kostrad. dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Spesial Forces Officer Course di Fort Benning ia menjadi komandan batalyon tersebut, jabatan yang dijabatnya selama tiga tahun. pada tahun 1991, Prabowo menjabat sebagai Kepala Staff Brigade Infateri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kunjang 1), yang bermarkas di Cijantung. Dalam kapasitas itu, Prabowo yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel terlibat dalam Operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmao, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin.

Pada tahun 1993, Prabowo kembali ke Pasukan Khusus, yang kini dinamai Komando Pasukan Khusus (Kopasus), Prabowo diangkat sebagai Komandan  Grup 3/Sandi Yudha, salah satu Komando Kontra-Insurjensi Kopasus.  Pada bulan Desember 1995, Prabowo diangkat sebagai Komandan Jendral Kopasus dengan pangkat Mayor Jendral. Saat menjabat, Ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma. Kopasus, terutama Sat-81/ Gultor yang pernah dipimpin langsung oleh Prabowo, memiliki pengalaman dalam menangani operasi pembebasan sandera dan yang paling dikenang keberhasilannya adalah dalam pembebasan penumpang Garuda DC-9 Woyla di Bangkok pada tahun 1981. Operasi ini berhasil menyelamatkan sepuluh dari dua belas orang peneliti yang tergabung dalam ekspedisi Lorentz 95 yang berkebangsaan Indonesia, Inggris, belanda dan Jerman. dan diculik oleh gerilyawan Organisasi Papuan Merdeka (OPM). Pada Tahun 1997, tim pendaki Indonesia yang terdiri dari anggota Kopasus, Wanadri, FPTI dan Mapala UI berhasil menaklukkan puncak Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia dengan mengibarkan benrdera Merah Putih disana. Misi ini diprakarsai langsung oleh Prabowo sebagai Komandan Jendral Kopasus. Pada tahun 1998, Prabowo sedang menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis.

Setelah diberhentikan dengan hormat dari Dinas Militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan dibeberapa negara Eropa. Sekembalinya ke Indonesia Prabowo menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 Perusahaan yang bergerak pada sektor-sektor yang berbeda. Pada Tahun 2008, Beliau mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Selain itu, Beliau juga aktif sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Pada bulan Mei 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediyanti Hariyadi, putri Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Pasangan ini dikarunia seorang anak, Ragowo Hediprasetyo (Didit). keduanya berpisah pada tahun 1998, tak lama setelah orde baru tumbang. Didit tumbuh dan besar di Boston, Amerika Serikat dan berprofesi sebagai seorang Designer yang berbasis di Paris, Prancis.

adopted from https://id.m.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto
Rofiul Is-One

Comments