KH Buya Syakur Yasin, MA kelahiran di Indramayu pada tanggal 12 November 1960, Beliau adalah seorang ulama yang sangat terkenal di Indramayu, dan beliau dikenal dengan sapaan Buya Syakur. Seorang ulama yang penyampaian kajian islamnya sangat erat dengan ciri khas Nahdhatul Ulama, dengan ciri khas suara yang tidak pernah meninggi, lembut santun dan penuh kebijaksanaan yang lebih mengutamakan kehidupan bermuamalah di tengah kehidupan masyarakat sangat yang majemuk.
Pendidikan
Masa pendidikan Buya Syakur dari kecil hingga dewasa lebih banyak di habiskan dipondok pesantren, tetapi beliau juga menambah keilmuan dan wawasan beliau diberbagai negara Arab dan Eropa. dan selama kurang lebih 12, belaiu dengan secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari pondok pesantren Babakan Ciwaringin, cirebon.
Setelah menyelesaikan pendidikan beliau di Bababakan, beliau melanjutkan pendidikan akademiknya di Timur Tengah dan Eropa, diantaranya :
- Tahun 1971 Buya Syakur melanjutkan pendidikan di Irak, bersamaan dengan itu beliau diangkat sebagai ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di Syria.
- Tahun 1977 Buya Syakur mendalami Ilmu AL Qur'an di Libya
- Tahun 1979 Buya Syakur menyelesaikan Sastra Arab
- Tahun 1981 Buya Syakur menyelasikan Sastra Linguistik di Tunisia
- Tahun 1985 Buya SYakur menyelesaikan Ilmu Metodologi di London
Setelah kurang lebih 20 tahun beliau mengenyam pendidikannya di Timur Tengah dan Eropa, akhirnya pada tahun 1991 Buya Syakur kembali ke Indonesia bersama Gus Dur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan ALwi Shihab dan melanjutkan Dakwahnya di kampung halamnnya, Indramayu.
Dan Pada tahun 1995 Buya Syakur mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan yang bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM 37 RT 01 RW 01 Cadangpinggan - Sukagumiwang - Indramayu.
Peranan
KH Buya Syakur Yasin, MA selain mendedikasikan keilmuannya melalui Pondok Pesantrennya, beliau juga sering mengisi kajian dengan para masyarakat, acara keagamaan disekolah dan tidak jarang kajian tersebut diunggah ke channel youtube KH Buya Syakur Yasin, MA dengan label Wamimma TV.
Tema tema kajian yang disampaikan beliau dibilang cukup berat karena berbasis kitab kontemporer atau tasawuf, misalnya al HIkam ibn 'Athaillah as-Sakandari, fi Zhilali al-Qur'an, La Tahzan karya 'Aidh al-Qarni, dan kegemaran beliau mnerjemahkan buku-buku berbahasa Arab, dan banyak melahirkan karya sastra berupa puisi.
Dalam kesempatan lain, Gus Dur pernah memuji Buya Syakur dengan menyebutnya sebagai pemikir islam yang sangat rasional. "Pak Syakur itu, beliau sangat rasional sekali, kenapa ? karena beliau mampu memadukan dua permasalahan menjadi satu dan dari dua masalah tersebut beliau mengambil kesimpulan yang tepat." kata Gus Dur.
Dengan wawasan beliau yang sangat luas sehingga ketika menjawab banyak pertanyaan yang sangat rumit, beliau mampu menyederhanakan dengan jawaban memuaskan sehingga para jamaah pengajiannya bisa memahami dengan baik dan jelas.
Dengan keahliannya dibudang linguistik, Buya Syakur seringkali menelaah kembali makna ayat Al Qur'an huruf per huruf disesuaikan dengan konteksnya dengan begitu telaten sehingga menhasilkan makna yang komprehensif dan terkadang mendobrak pemahaman yang kurang tepat yang sudah lama berlaku.
Kajian atau Tausiah nya
ini adalah contoh beberapa kajian beliau yang sangat baik untuk dijadikan refrensi keilmuwan dan dalam memahami agama islam dengan baik dan bijaksana
Comments
Post a Comment