Assalammualaikum.. Wr. Wb...
Hai Sahabat Rofiul Is-One
Semoga kita selalu dalam Lindungan Allah SWT dan senantiasa dilimpahkan Rahmat dan Hidayah NYA selalu.. Aamiin.
Alhamdulillah.. hari ini saya akan berbagi informasi terkait bagaimana sih kita sebagai siswa yang rendah hati dalam belajar, baik di dalam kelas, majelis-majelis, kelompok-kelompok atau pun paguyupan-paguyupan...
Di riwayatkan dalam Kisah Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ mendengar kabar mengejutkan begitu tiba di baghdad. Khalifah yang berkuasa saat itu jauh dari jalan islam yang diridhai Allah SWT.
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ yang tetap pada kebenaran pun bereaksi menasehati khalifah. Namun, sang Imam yang sangat mengagungkan Al Qur'an dan Sunnah justru difitnah hingga dikucilkan. Beliau رَحِمَهُ اللهُ juga dilarang mengajar ataupun mengumpulkan para penuntut ilmu.
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ dianggap menentang paham yang dianut kekhalifahan. Sedihlah hati Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ mendengar kondisi Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ , guru yang diharapkannya memberikan ilmu barang satu ayat. Kendati demikian, Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ tetap mencari rumah sang guru Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ.
Tekadnya berguru telah bulat. Beliau رَحِمَهُ اللهُ pun melangkahkan kaki ke rumah sang Imam. saat Mengetuk pintu, ternyata Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ yang membukakan pintunya.
"Wahai Abu Abdullah, saya seorang yang datang jauh, pencari hadis dan penulis sunnah. Saya datang kesini pun untuk melakukan itu," ujar Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ dengan antusiasnya.
"Anda darimana ?" tanya Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ.
"Dari Maghrib Al Aqsa," Jawab Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ pun menebak, "Dari Afrika?"
"Lebih jauh dari Afrika. untuk menuju Afrika saya melewati laut dari negeri saya," jawab Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ .
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ pun kaget mendengarnya. "Negeri asalmu begitu jauh. Aku sangat senang jika dapat memenuhi keinginanmu dan mengajar apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, saat ini saya difitnah dan dilarang mengajar," jawab Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ .
Mendengar jawaban Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ, beliau tidak putus asa untuk berguru pada Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ dan tak dapat dibendung rasa ingin belajar dengan Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ.
Saya tahu anda tengah difitnah dan dilarang mengajar wahai Abu Abdillah, akan tetapi dikota ini tidak ada satupun yang mengenal saya, ijin kan saya datang kesini setiap hari dengan berpura-pura sebagai pengemis dengan pakaian yang kurang bagus dan saya berpura-pura minta sedekah dan bantuan anda setiap hari.
Maka wahai Abu Abdillah, masukkan lah saya kerumah dan berikanlah saya pengajaran walaupun satu hadis, pinta Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ .
Melihat tekadnya begitu kuat dan amat giat menuntut ilmu, Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ pun menyanggupinya. namun, beliau رَحِمَهُ اللهُ meminta syarat agar Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ tak mendatangi tempat kajian hadis ulama selain Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ. Hal tersebut dimaksudkan agar Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ tidak dikenal sebagai penuntut Ilmu. statusnya sebagai penuntut ilmu sementara dirahasiakan.
Mendengar kesanggupan sang Imam, Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ pun begitu bahagia. Beliau رَحِمَهُ اللهُ segera menyanggupi persyaratan itu. Hati Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ saat itu benar-benar bahagia seperti dipenuhi bunga-bunga karena bisa belajar dengan Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ yang sangat luar biasa tentang keilmuannya.
Keesokan harinya, Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ pun mulai mengambil sebuah tongkat, membalut kepala dengan kain, dan pernak pernik pengemis lain. Sementara itu, sebuah buku dan alat tulis berada dibalik baju samaranya itu.
Ketika berada didepan pintu Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ, Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ dengan nada memelas dan berkata : "Bersedekahlah kepada orang miskin agar mendapat balasan pahala dari Allah SWT, " Ujar Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ. dan jika mendengarnya , Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ segera membukakan pintu dan memasukkan Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ ke dalam rumahnya. Didalam rumah, dimulailah proses pengajaran Ilmu yang amat diberkahi oleh Allah SWT.
Demikian aktivitas ini dilakukan sehari-hari oleh sang guru Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ dan sang murid Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ. Dari proses belajar diam-diam itu, Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ mampu mengumpulkan 300 hadis dari Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ.
Hingga kemudian jabatan kekhalifahan berganti. Seorang sunni yang fakih beragama, Al-Mutawakkil, naik menjabat sebagai khalifah. sejak saat itu, sunnah pun dibumikan kembali, aturan yang bertentangan dengan syariat peninggalan khalifah sebelumnya segera dihapuskan.
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ pun kembali menjadi ulama Muslimin. Kajiannya dibuka, para penuntut ilmu berbondong-bondong datang. Sejak saat itu, kedudukan Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ makin tinggi dan makin terkenal, sehingga banyak muridnya yang menimbah ilmu dengan Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ.
Jika beliau رَحِمَهُ اللهُ membuka majelis kemudian melihat Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ , maka sang guru Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ segera memanggil Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ dengan senang hati untuk duduk disamping beliau رَحِمَهُ اللهُ.
"Inilah orang yang benar-benar menyandang gelar penuntut ilmu," ujar Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ kepada para muridnya. dan Sang guru Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ pun mengisahkan pengalaman bagaimana Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ yang menyamar sebagai Pengemis demi mendengar satu hadis. Imam Baqi رَحِمَهُ اللهُ pun kemudian menjadi murid dekat Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ. Beliau رَحِمَهُ اللهُ dikemudian hari menjadi ulama terkenal dari kawasan Andalusia.
Kegigihan dalam menuntut Ilmu inilah yang Patut dicontoh oleh semua Muslimin, terutama pemuda. Apalagi menuntut ilmu dalam islam itu hukumnya wajib.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda : "Barang siapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka dimudahkan jalannya menuju surga". (HR Muslim).
Sumber :
Al Manhajul Ahmad fi Tarajim Ashhabil Imam Ahmad, Karya AL-Ulaimi, I:177; dan dalam ikhtisarun nablus li Thabaqatil Hanabilah, Karya Ibnu Ya'la, hal 79, tentang Biografi Imam Baqi bin Makhlad Al-Andalusi. Dia adalah Abu Abdurrahman baqi bin Makhlad AL-Andalusi Al-Hafidz, lahir tahun 201 H. beliau melakukan perjalann ke Baghdad dengan kedua kakinya. keinginan besarnya untuk bertemu dengan Imam Ahmad bin Hambal dan belajar untuk menyerap ilmunya beliau
Comments
Post a Comment